Peningkatan Peran Pemuda Guna Mewujudkan Indonesia Emas Dan Berdaya Saing Global
FORKIS #4
"Peningkatan Peran Pemuda Guna Mewujudkan Indonesia
Emas Dan Berdaya Saing Global"
Salam Pemuda !
Salam Cendekia Bangsa!
Peran
mahasiswa dan pemuda sangat dibutuhkan saat ini untuk mengatasi berbagai
permasalahan di Indonesia. Perlu diketahui tepat 100 tahun Indonesia merdeka
atau biasa disebut sebagai Indonesia emas diharapkan Indonesia mampu
meningkatkan kemajuan serta menjadi bangsa yang berdaya saing global. Namun,
masih banyak masalah yang ditemui di Indonesia seperti masalah pendidikan, ekonomi,
kewirausahaan, teknologi, dan sosial budaya.
Dalam
kaitannya dengan masalah pendidikan yang dilansir dari Kabar24-Bisnis.com pada 30 Mei 2018, Mendikbud menegaskan tahun ini
merupakan tahun pembenahan pendidikan karena kompleknya permasalahan pada
bidang tersebut yang perlu penanganan segera. Tahun ini diharapkan mulai untuk
melakukan pembenahan. Tahun ini difokuskan untuk menangani masalah-masalah
pendidikan. Permasalahan yang dimaksud diantaranya ketimpangan pendidikan di
Indonesia, masih banyak daerah tertinggal di negeri ini yang masih perlu
sentuhan langsung. Permasalahan lain yaitu mengenai kebijakan, model
pendidikan, hingga kurikulum yang digunakan. Masyarakat memiliki pemikiran yang
selalu menyeragamkan kemampuan seorang siswa. Segi kebijakan, misalnya
kebijakan yang diterapkan saat ini masih memiliki celah kesalahan. Salah
satunya terkait beban kerja guru yang sangat tidak masuk akal. Peraturan lama
menyebutkan guru memiliki beban kerja 24 jam selama sepekan, hanya dihitung
saat dia melakukan tatap muka di dalam kelas. Sementara jika tidak melakukan
aktivitas mengajar di depan kelas dinyatakan tidak bekerja sehingga tak heran
jika banyak guru pulang pergi sesuai jadwal mengajarnya dan memilih tidak
berdiam diri di sekolah. Presiden Jokowi menginstruksikan penerapan pendidikan
karakter, sehingga sangat dibutuhkan peran guru untuk tetap berdiam di sekolah
memberi pendampingan pada siswa. Masalah kedua yaitu penerapan kurikulum yang
diseragamkan tanpa mengetahui kebutuhan siswanya. Masalah ketiga sumber daya
guru. Saat ini ada 760.000 tenaga guru honorer di sekolah negeri. Di sisi lain
banyak pensiunan akan tetapi pengangkatan guru kurang.
Dalam
kaitannya dengan masalah ekonomi Indonesia yang dilansir dari Detikfinance periode 07 Mei 2018, pertumbuhan
ekonomi Indonesia meningkat dari 5,01% ke 5,06%. Laju pertumbuhan ekonomi
diwarnai dengan kondisi ekonomi dunia yang juga mengalami peningkatan. Hal lain
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu peningkatan harga komoditas migas
dan non migas. Non migas seperti beras,
gandum, hingga pertambangan.
Masalah
kewirausahaan Indonesia berdasarkan berita dari Sindonews.com pada 23 November 2004, dinyatakan bahwa keberhasilan
di bidang ekonomi pada kenyataannya belum diimbangi pertumbuhan wirausaha. Masalah
tersebut karena pertama, populasi wirausaha di Indonesia baru mencapai 1,65%
dari jumlah penduduk. Kedua, dalam hal kesehatan ekosistem kewirausahaan,
Indonesia menemptai peringkat ke 68 dari 121 negara di dunia. Ketiga, berdasarkan
The E&Y G20 Entrepreneurship
Barometer 2013, Indonesia di antara negara-negara G20 termasuk dalam
kelompok negara yang memiliki rangking terendah dalam ekosistem kewirausahaan.
Masalah
teknologi Indonesia berdasarkan berita Kompas.com
pada 3 Mei 2018 menyatakan bahwa Indonesia merupakan penikmat pusatnya kemajuan
teknologi internet. Namun, industri telekomunikasi yang menjadi tulang punggung
layanan internet justru dianggap jalan di tempat. Seiring pemerintah menggenjot
penetrasi internet harusnya diimbangi dengan kenaikan industri, namun malah
sebaliknya yang paling menikmati adalah industri luar negeri. Mereka mengekspor
berbagai peralatan telekomunikasi ke Indonesia sesuai kebutuhan, mulai dari
perangkat jaringan hingga smartphone.
Lapangan pekerjaan terkait teknologi lebih berkembang di luar negeri, di
Indonesia malah kurang. Harusnya ada keseimbangan antara perkembangan teknologi
dengan industri.
Masalah
sosial budaya Indonesia yaitu hingga saat ini adalah isu SARA yang menjadi masalah
darurat karena mengancam kesatuan dan persatuan Indonesia. Banyaknya orang yang
tidak bertanggung jawab yang menyinggung SARA mengakibatkan masyarakat yang
geram dan mudah terprovokasi. Isu SARA menjadi kekuatan untuk memecah belah dan
menjatuhkan pemerintah demi kekuasaan. Isu SARA diperalat untuk kebutuhan
politik sehingga berdampak pada banyak yang terintimidasi dalam menyampaikan
pendapat. Selain itu masalah kemiskinan yang semakin meningkat namun korupsi
oleh pejabat juga meningkat. Bahkan dana bantuan sosial untuk rakyat kurang mampu,
biaya penangganan bencana alam, biaya pendidikan dan kesehatan juga dikorupsi.
Komentar
Posting Komentar