FORKIS 2 (Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa) - Pamflet Educreation
Hay
sobat Formasi !!!
Jumpa
lagi nih sama forkis !!
Hari
ini aku mau cerita sesuatu yang layak untuk dibaca lho, karena infonya yang
berbobot..!!
Kalian
tau nggak pendidikan di Indonesia masih perlu dievaluasi dalam menghadapi
derasnya arus globalisasi ???
.
.
.
Pendidikan
sendiri merupakan sesuatu yang berperan sebagai leading sector pembangunan manusia, memiliki andil besar dalam menjawab kemajuan zaman dan
perubahan kondisi sosial masyarakat, dari skala nasional hingga skala global,
menerobos sekat-sekat pembatas hubungan antar bangsa. Metode pendidikan yang masih banyak diterapkan di
Indonesia yaitu melalui bimbingan orang lain secara bertatap muka langsung
seperti halnya di sekolah dasar, menengah, bahkan di bangku perkuliahan. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan perlu dihadirkan kreativitas dari masing – masing
individu. Kreativitas yang bagaimana ya sobat ??? Yupp yaitu krativitas yang
melibatkan pemunculan gagasan atau tindakan untuk membuat sesuatu yang baru. Hal
ini mungkin akan sulit jika setiap siswa dipaksakan untuk melakukannya, tapi
jangan berhenti putus asa begitu saja. Kita bisa membaca banyak referensi
kemudian memahami dan meniru sehingga akan lebih mudah untuk memunculkan
gagasan baru.
Indonesia adalah bagian dari masyarakat dunia, yang secara
otomatis menjadi peserta kompetisi global salah satunya dalam bidang
pendidikan. Secara kualitas, Indonesia dinilai sebgai bangsa besar di mata
dunia juga merupakan negara yang begitu disegani oleh bangsa lain karena
kemasyuran di zamannya. Tapi apakah Indonesia mampu membuktikan pandangan dunia
tentang hal ini ? Pendidikanlah yang
sanggup untuk menjawab semua pandangan tersebut karena sebagai akar pembangunan
bangsa. Pemenuhan akses dan mutu pendidikan yang berorientasi Global. Kemudian
ditopang pula oleh instrumen dan kebijakan yang bervisi jangka panjang,
bertarget menembus persaingan dunia. Kesemuanya ini harus dipersiapkan sesegara
mungkin, mengingat persaingan Global sudah di depan mata. Penghujung 2015 yang
lalu menjadi awal sebuah kompetisi, ketika genderang ASEAN Economic Community
ditabuh. Maka siap tidak siap pendidikan Indonesia harus mampu menjawab
tantangan tersebut sebagai produsen tenaga-tenaga ahli, pemikir, dan pelaku
kompetisi dari berbagai bidangnya. Pembenahan Sistemik upaya utama dalam rangka
pembenahan tersebut yaitu pertama, pembenahan Hukum dan Birokrasi, efektifitas
birokrasi dalam mengawal kemajuan pendidikan diawali atas distribusi anggaran
dan efektifitas penggunananya, APBD yang dikeluarkan 20% seharusnya mampu
memenuhi keterbutuhan sarana-prasarana serta kesejahteraan pendidikan secara
umum. Budaya koruptif dan tidak efektifnya penggunaan dana adalah potret guram
birokrasi yang wajib dibenahi. Kemudian kedua, perluasan akses pendidikan, saat
ini secara global lebih dari seratus juta anak di seluruh dunia masih belum
mampu menjangkau akses untuk sekolah, angka ini dilihat dari indeks Millenium
Development Goal (MDG) di negara-negara miskin.
Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri?. Sebuah tantangan
serius yang perlu kita cermati, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia
masih lemah di sektor pendidikan, Angka Partisipasi Kasar (APK) titik
terendanya diangka 2,5 atau tak sampai kelas III SD, sedangkan tertinggi di
angka 10 atau setara kelas I SMA. Pemerintah selaku komandan penyelenggara
pendidikan, telah mengeluarkan Kurikulum sebagai upaya untuk memberikan
rambu-rambu kompetensi baik bagi Guru maupun siswa - siswi meskipun sampai saat
ini polemik penyelenggaraan kurikulum belum juga usai. Persaingan global juga
menuntut kompetensi linguistik, tak menutup kemungkinan pendidikan kita
dituntut Billigual dalam waktu dekat. Dari sinilah pembenahan itu dimulai, baik
dari institusi pencetak pendidik, mahasiswa, calon guru, pemerintah, dan berbagai
pihak terkait lainnya. Baik buruknya kualitas guru akan berdampak signifikan
terhadap kualitas pembelajaran yang nantinya akan berefek pula pada kualitas
siswa. Era Informasi dan komunikasi yang semakin pesat berkembang, membuat
masyarakat kita latah dan terombang-ambing dalam derasnya arus globalisasi. Perubahan
ini tidak bisa dihindari, tapi bisa disikapi, menyikapinya tentu melalui
pendidikan berkarakter, sebagaimana model manusia Indonesia yang berkarakter
dan berdaya saing. Menatap Abad 21 Standar dan Kualitas pendidikan di Abad 21
tentu harus terpenuhi. Pendidikan yang tangguh akan mampu menjawab tantangan
dunia yang semakin maju. Karena semuanya dimulai dari Pendidikan.
Komentar
Posting Komentar